Saturday, September 25, 2010

26/09/2010

Mazmur 24:3-6
Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia. Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub." Sela


Matius 5: 8
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.


Mazmur 73:1
Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.


Murni, suci, dan bersih hati pada terjemahan bahasa Inggris semuanya diterjemahakan menjadi pure heart.

Kenapa kalau orang yang datang sama Tuhan harus punya pure heart?
Karena hanya dengan pure heart saja orang dapat mengerti apa yang Tuhan kehendaki!
Orang yang datang kepada Tuhan tanpa pure heart, akan sulit mengerti apa rencanaNya, karena mereka cenderung punya asumsi sendiri terhadap maksud dan kehendakNya. Mereka cenderung menganggap diri sendiri benar dan Tuhan yang salah (atau dikenal dengan kesombongan)

Pure heart bukan berbicara seseorang yang hidupnya kudus dan tanpa dosa, tetapi seseorang yang mau berbalik kepada Tuhan saat dia berdosa.

Pure heart dimaksudkan dengan hati yang tidak manipulatif! Hati yang apa adanya, tanpa maksud terselubung.

Pure heart juga berarti mempunyai integritas (tidak menyerahkan diri kepada penipuan=tidak menipu, tidak bersumpah palsu=berkata iya di saat faktanya iya, dan tidak di saat faktanya tidak)

Belajar memiliki pure heart supaya maksud dan rancanganNya bisa lebih lagi dinyatakan kepada saya. Amen!

Thursday, September 23, 2010

pemimpin juga manusia

Tidak jarang saya menemukan orang-orang yang menganggap pemimpin gereja setara dengan "Tuhan".
Mereka menganggap pemimpin tidak bisa marah, tidak bisa sedih, tidak bisa gusar, dan tidak bisa yang lain-lainnya. Mereka menganggap pemimpin sudah sempurna.

Kebenarannya: kami hanya manusia biasa, yang punya rasa, punya hati.
Kami punya waktu-waktu di mana kami bimbang, kami takut, dan kami kesal.
Karena kami masih sama seperti kamu, kalian, dan mereka.
Masih hidup di dalam daging. Kami berjuang melawan segala dosa dan kelemahan kami, seperti kamu, kalian, dan mereka juga.
Kami juga masih belajar dalam sekolah kehidupan ini. Dan wajar jika pemimpin juga gagal.

Kalau mungkin tidak jarang banyak orang berpikir menjadi pemimpin adalah orang hebat, tentu saja tidak. Bukan kami yang hebat, tapi TUHAN. Dia yang memilih kami. Dan juga menjadi pemimpin berarti bertanggung jawab terhadap kehidupan orang lain di bawahnya terhadap Tuhan secara langsung.

Buat saya, menjadi pemimpin harus siap dihina, diabaikan, dianggap remeh, dan tidak ditanggapi. Harus siap menjadi keset, dinjak-injak untuk hidup orang lain. Harus siap berkorban banyak hal: waktu, tenaga, dan uang. Terutama waktu dan tenaga. Harus siap capek demi anak-anak yang dia pimpin, tetapi juga bertanggung jawab terhadap keluarga dan sekolah.

Lantas, mengapa saya mau jadi pemimpin untuk anak-anak muda?
Simpel jawabannya, karena saya melihat ada kebutuhan dari anak-anak muda yang kehilangan arah dan tujuan hidupnya untuk dipimpin, sehingga mereka bisa menemukan Kristus dalam hidup mereka dan bisa menjadi terangNya saat mereka berada di sekolah dan keluarganya.

Semoga saya tetap bisa setia memimpin generasi muda sampai akhir hidup saya dengan giat dan tidak jenuh-jenuhnya. Amin!

Tuesday, September 21, 2010

21/10/2010

Dua minggu belakangan ini lagi dilanda virus kemalasan. Kemalasan yang berujung kepada penundaan tugas-tugas kuliah. Mengorbankan hal-hal yang penting dengan hal-hal yang tidak penting. Terlalu lama bermain bejeweled blitz supaya bisa mencapai high score *pengakuan*. Malas saat teduh, malas doa, malas cari jurnal utk tugas, males revision, dan bahkan malas bangun dari tempat tidur.

Terus dari kemarin terngiang-ngiang sebuah kalimat simpel tapi menohok hati: "Dimana hartamu berada, disitu hatimu berada." Kali ini konteks harta yang dimaksud adalah waktu. YEP! Waktu adalah harta yang berharga buat saya terutama beberapa minggu ini sampai beberapa minggu ke depan. Waktu yang banyak saya boroskan untuk hal-hal tidak penting. Dan membuat hati saya terpaut di sana.

Hari ini, pas kubu doa komsel, kembali diingetin statement yang sama. Hmm. Saya tersadar. Saya menyesal dan mulai berkomitmen lagi untuk menaruh harta saya di tempat yang saya mau hati saya berada. Di dalam Dia, harta abadi yang ga akan termakan oleh ngengat ataupun karat.

Terus, dapatin sesuatu dari Keluaran 32 di mana bangsa Israel disuruh menantikan Musa yang sedang naik ke gunung Sinai. Mereka tidak menantikan kedatangan Musa, tidak menantikan suara Tuhan dinyatakan kepada Musa, tapi mereka malah membuat anak lembu emas untuk disembah. Seringkali, saya berdoa dan menantikan suaraNya dinyatakan. Tetapi begitu perasaan saya berkata, hmm, sepertinya Tuhan tidak menjawab doa saya. Saya mulai berpaling dari Dia, mulai mencari "kesenangan" saya untuk melupakan doa-doa saya. Mencari berhala lain untuk menggantikan suara Dia. Ternyata saya tidak jauh berbeda dengan bangsa Israel, bedanya mungkin hanya pada berhala yang disembah. Persamaannya, sama-sama TIDAK SABAR menanti-nantikan Dia!

Yep, belajar bersabar sama janjiNya, sama suaraNya, sama setiap jawaban-jawaban doa yang saya naikkan. Sabar dan tidak henti-hentinya mencari wajah Dia dan kehendakNya.
Sabar karena Dia telah memberikan saya damai sejahtera yang melampaui segala akal (dan pikiran, kekuatiran, keraguan saya).


Dan kemarin juga, diingatkan untuk punya kekuatan dan keteguhan hati sewaktu saya membaca Yosua 1. Ada 4 kali kata KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU di Yosua 1. Itu berarti penting sekali punya hati yang KUAT DAN TEGUH. Nah sekarang masalahnya, bagaimana punya hati seperti itu? Caranya dengan tinggal dalam Dia dan FirmanNya, dan diperlengkapi dengan senjata Allah. Itu yang menjadikan kita KUAT dan TEGUH menghadapi berbagai ombak dan cobaan dalam kehidupan kita serta terus berpengharapan dalam Dia.

Teach me, o LORD to wait for You, to wait on You!
Teach me, o Lord, to set my mind on things above, not on things on the earth! (Colossians 3:2)

Thursday, September 16, 2010

damai sejahtera Allah

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:7)


akhir-akhir ini banyak yang dipikirin. mulai dari masa depan, kerjaan, ortu, blah blah blah.
dan semuanya membuat hati saya ga damai sejahtera.
sate ga bisa tenang, doa ga bisa tenang, sulit rasanya merasakan damai.

eh barusan, diingetin sama Tuhan ayat tersebut.
damai sejahtera Dia yang melampaui segala akal (pemikiran sendiri mengenai masa depan, kerjaan, ortu, dsb dst) yang SANGGUP memelihara hati dan pikiran Nerissa.
semua damai sejahtera berasal dari Dia..

yah kuncinya...
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (Amsal 3:5)

pengertian diri sendiri (bahasa gaulnya: asumsi) yang sering kali membatasi pekerjaanNya untuk bisa dinyatakan dalam hidup kita.
percaya aja, Tuhan tau yang terbaik. waktu yang terbaik, semua yang disediakan adalah yang terbaik untuk anak2Nya.

Tuhan, saya serahkan setiap pergumulan, dalam hal magang, ortu, kerjaan, dan kuliah ke dalam tanganMu. Saya percaya, Bapaku lebih besar dari segala pergumulanku.

Amen!